SUMENEP, OkaraNews.id,- Ratusan massa yang mengatasnamakan GEMPAR (Gerakan Masyarakat Peduli Rakyat Pragaan) melakukan aksi demonstrasi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep Jawa Timur, namun pihak Pemkab tidak dapat menemui massa aksi, dengan alasan semua pimpinan Pemkab (Bupati dan Wakil Bupati) ada acara di Jawa Timur. Dan massa aksi hanya di temui Kepala Bidang Sumber Daya Manusia (KABID SDM) Moh. Nur Ihsan yang mewakili dari Kepala Dinas Kesehatan Elyati di duga hanya sebagai formalitas saja.
Sayangnya kehadiran salah satu perwakilan Kabid di tengah massa aksi dinilai hanya sebagai boneka, semua pertanyaan korlap aksi Misbahul Umam M.Z yang menjadi tuntutan utama penyebab terjadinya dugaan kelalaian Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) tidak bisa menjawab secara detail, hanya bungkam seribu bahasa seolah mengiyakan bahwa kejadian tersebut bentuk kelalaian petugasnya.
“Kabid ini yang hadir di tengah kami hanya sebagai boneka saja, dan tidak tau apa-apa, ini manusia yang menemui kita sebagai tangan kanan kadinkes. Tapi nyatanya bukan tangan kanan, tapi tangan buntung,(bodoh)”. Ucap umam dengan nada kesal melampiaskan amarahnya.
Umam panggilan akrabnya menambahkan, Dinkes kabupaten sumenep hanya sebagai formalitas dan sangat bobrok. Dikarenakan SOP yang di tanyakan alasan menolak Pasien untuk penanganan pertama dan tidak tersedianya gas Oksigen sebagai alat pertolongan pertama kepada pasien kritis dengan alibi bahwa kekosongan oksigen di Puskesmas itu karena di bagi rata sesuai dengan kebutuhan puskesmas, merujuk undang undang apa dan aturan siapa, pihak Dinkes hanya bungkam dan tidak bisa menjawabnya.
“Nur ihsan itu bagian apa, dengan diamnya kami mengasumsikan bahwa dia benar-benar mengiyakan telah terjadi kebobrokan di Dinas Kesehatan dan rendahnya SDM di beberapa tempat strategis di Dinas Kesehatan”. Imbuhnya dengan nada penuh kecewa.
Massa aksi tidak puas dengan jawaban dari dinas terkait, Sehingga menyulut emosi massa aksi dan terjadilah kekisruhan massa yang tidak dapat terkendali. Hingga penyampaian aspirasi diakhiri dengan catatan dalm waktu 7×24 jam Bupati dan Wakil Bupati dan Dinas terkait untuk segera menyelasaikannya.

“Kami mundur karna massa kami sudah tidak bisa terkendali, namun kami tetap menuntut eksekutif dan leding sektor kesehatan untuk selesaikan secepat cepatnya, paling lambat 7×24 jam”. Tegasnya
Tidak selesai disitu massa aksi yang di komandani oleh mantan ketua cabang IMM kabupaten sumenep. Melanjutkan aksinya di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep, untuk kembali menyampaikan beberapa aspirasi masyarakat, sebagai tempat agent of control layanan kesehatan wabil khusus Komisi IV, walaupun menemukan sedikit kendala. Karena Perwakilan dari DPRD tidak segera menemui masa aksi, sehingga massa aksi memaksakan perwakilannya untuk masuk ke gedung DPRD untuk menyampaikan aspirasinya.
“Kami mengalami kesulitan untuk bertemu perwakilan dewan Komisi IV, dewan tidak mau menemui secara langsung aksi masa, hanya meminta sebagian saja”.
Hasil audiensi perwakilan massa aksi bersama anggota DPRD dengan beberapa tuntutan:
1. Pecat kepala puskesmas
2. Pecat KaSuBag TU
3. Pecat perawat yang bertugas di UGD yang ber-sift pada hari itu, di karenakan telah menolak pasien
4. Menuntut 7×24 jam untuk menyelesaikan semuanya, jika tidak terselesaikan dalam waktu 7×24 jam maka akan ada aksi susulan dengan massa yang lebih banyak dan besar besaran.
“Tuntutan massa aksi di terima oleh komisi IV dan akan segera meng-atensi laporan kami kepada pihak-pihak terkait, kamis atau jum,at akan dilakukan pemanggilan pihak terkait untuk menemukan titik terang”.
***