Samsiyadi ; Dari Desa,Banser Hingga Gedung Perwakilan Rakyat

Samsiyadi Berbaju Banser Saat Mengawal KH.Miftachul Akhyar Rais 'Aam PBNU Di Sebuah Acara (Foto Istimewa Okaranews.id)

Sumenep Okaranews.id – Samsiyadi Namanya Sempat Menggemparkan Warga Daerah Pemilihan(Dapil)II Yaitu Warga Kecamatan Bluto,Lenteng,Saronggi Dan GiliGenting Pada Pemilu 2024 Lalu Karena,Ia maju Sebagai Bakal Calon Anggota DPRD Kabupaten Sumenep Jawa Timur Dari Partai Besutan Bos Metro Tv Suryo Paloh Yaitu Partai Nasdem Sehingga Akhir Melenggang Menjadi Anggota DPRD Sumenep Komisi II Periode 2024 – 2029 Saat Ini .

Mantan kepala Desa Karang Cempaka Kecamatan Bluto Satu Periode ini juga dikenal sebagai aktivis Banser di Sumenep. Dia sudah bertahun-tahun mengabdi untuk Nahdlatul Ulama (NU) Sumenep. Samsiyadi Pria kelahiran Desa Karang Cempaka,Kecamatan Bluto ini, itu bukan sekadar kader biasa. Ia kini menjabat sebagai Kepala Satkorcab (Satuan Koordinasi Cabang) Banser Sumenep. Meski menyandang status legislator di gedung perwakilan rakyat, Samsiyadi tidak segan untuk terjun langsung dalam kegiatan-kegiatan Banser, mulai dari pengamanan pengajian, pengaturan lalu lintas, hingga hal-hal yang kerap dianggap sepele oleh sebagian orang: menjaga parkir.

“Saya ini lahir dari Banser. Saya besar di Banser. Kalau Saya sekarang dapat amanah di DPRD Sumenep , itu bukan karena saya hebat, tapi karena saya dibesarkan oleh proses dan pengabdian di Banser Serta Dapat Barokah Dari Para Sesepuh Di NU Serta Para Guru – Guru Saya ,” ujarnya kepada Jurnalis Okaranews.id.

Dari Kepala Desa Hingga Gedung Perwakilan Rakyat

Sebelum melangkah ke panggung politik kabupaten ( Gedung Perwakilan Rakyat) Sebagai Anggota DPRD Kabupaten Sumenep , Samsiyadi pernah menjabat sebagai Kepala Desa Karang Cempaka satu Periode. Dalam masa kepemimpinannya,ia dikenal sebagai kepala desa yang dekat dan berbaur Dengan masyarakat Serta aktif memberdayakan potensi pemuda desa (Termasuk Karang Taruna) , kegiatan keagamaan dan sosial  lainnya.

“Saya dulu keliling desa ngajak anak-anak muda aktif di Ansor dan Banser. Karena saya yakin, anak muda harus punya wadah yang bisa membentuk karakter dan jiwa sosial,” kisahnya.

Rekam jejak Samsiyadi yang bersih dan pengabdian yang konsisten menjadikan namanya diperhitungkan oleh Partai NasDem. Ia kemudian maju sebagai calon anggota DPRD Sumenep dan terpilih. Namun jabatan tak mengubah cara hidupnya.

Samsiyadi tetap mengenakan seragam loreng Banser,Ia Tidak Gengsi tetap datang ke kegiatan sebagai kader biasa, dan tetap rela berdiri berjam-jam di tepi jalan demi mengatur parkir saat acara besar digelar.

Santri Yang Mengabdi Di Banser

Dari Sekian Ribuan Alumni Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep Jawa Timur,Samsiyadi Merupakan bagian Dari Alumni Nuriska Yang Sudah bertahun – tahun Mengabdi Di Banser Yang  kini Ia menjabat sebagai Kepala Satkorcab (Satuan Koordinasi Cabang) Banser Sumenep.

Bagi Samsiyadi, menjadi bagian dari Banser bukan hanya soal seragam atau jabatan struktural. Di Banser  Baginya Adalah Sebuah Pengabdian yang harus ikhlas , Banser Baginya adalah rumah ideologis dan kultural yang membentuknya menjadi seperti sekarang.

“Di Banser, kita diajarkan adab, diajarkan arti loyalitas, diajarkan pentingnya keteladanan. Kalau saya sekarang dapat amanah di DPRD, justru saya harus menjaga marwah Banser itu dengan lebih sungguh-sungguh,” katanya.

Ia juga menekankan bahwa kehadirannya di parlemen adalah perpanjangan tangan aspirasi rakyat kecil, termasuk kader-kader muda yang selama ini bergerak tanpa pamrih dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

“Saya ingin menjadi jembatan antara kader di bawah dengan pengambil kebijakan. Banyak kebutuhan mereka yang selama ini belum tersuarakan, dan saya merasa punya tanggung jawab untuk menyampaikan itu,” ujarnya.

Menginspirasi Kader Muda

Tak hanya aktif di kegiatan rutin, Samsiyadi juga kerap memberikan pelatihan dan motivasi kepada kader muda Banser dan GP Ansor Sumenep.Dalam setiap kesempatan, ia selalu menekankan pentingnya keikhlasan dalam berorganisasi.

“Kalau ingin dihormati, jangan pernah minta dihormati. Lakukan tugas kita dengan tulus, maka penghormatan itu akan datang sendiri,” pesannya dalam salah satu pelatihan kader.

Pesan itu bukan sekadar retorika. Ia sendiri telah menjadi bukti nyata dari prinsip tersebut. Ketulusan dan pengabdiannya membuatnya dicintai bukan hanya oleh kader Banser, tetapi juga oleh masyarakat luas di daerah pemilihannya.

Di tengah perubahan zaman dan kecenderungan elitis dalam dunia politik, Samsiyadi hadir sebagai anomali yang menyejukkan. Ia membuktikan bahwa jabatan tidak harus menghilangkan jati diri, dan pengabdian sejati tak pernah mengenal panggung atau sorotan.

“Yang paling penting bukan di mana kita berdiri, tapi bagaimana kita bisa terus bermanfaat di mana pun kita berada,” ucapnya mantap.

*****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *