Opini  

MONITORING DAN EVALUASI DALAM KOPERASI

Membentuk koperasi itu satu hal mudah. Tapi memastikan koperasi itu benar-benar berjalan, berkembang, dan bermanfaat bagi warga desa, itu tantangan yang berbeda.

Di lapangan, kita sering menemui koperasi yang sudah berdiri secara legal, punya papan nama besar, bahkan terdaftar di Dinas Koperasi. Tapi sayangnya… tidak ada kegiatan. RAT tidak pernah diadakan. Anggota pun tidak tahu bagaimana koperasi berjalan.

Untuk mencegah hal seperti ini, program Koperasi Desa Merah Putih tidak hanya fokus pada pendirian, tapi juga sistem monitoring dan evaluasi yang serius dan berkelanjutan.

Pemantauan rutin kegiatan koperasi, baik dari sisi administrasi, usaha, keuangan, hingga partisipasi anggota.

Penilaian menyeluruh atas kinerja koperasi untuk melihat apakah sudah sesuai tujuan, dan apa yang perlu diperbaiki.

Tentu program ini melibatkan berbagai pihak:

1. Koperasi itu sendiri. Melalui laporan bulanan dan RAT (Rapat Anggota Tahunan)

2. Kepala Desa dan BPD. Sebagai pembina dan pengawas ex-officio

3. Dinas Koperasi Kabupaten/Kota. Memberikan bimbingan teknis dan pengecekan lapangan

4. Kementerian Koperasi dan UKM. Memantau dari dashboard nasional berbasis sistem digital

Beberapa indikator kunci keberhasilan koperasi harus ada evaluasi secara berkelanjutan mengenai :

* Jumlah anggota aktif dan iuran

* Volume usaha dan transaksi

* Kesehatan keuangan (laba, rugi, kas)

* Kehadiran RAT dan keputusan yang diambil

* Kepatuhan terhadap prinsip koperasi

* Setiap koperasi diharapkan mengisi laporan triwulanan dan melakukan audit internal minimal sekali setahun.

Tantangan di Lapangan:

* Banyak pengurus koperasi belum familiar dengan pelaporan digital

* Kurangnya pelatihan soal keuangan dan administrasi

* Lemahnya kesadaran transparansi dan akuntabilitas

* Tidak semua Dinas Koperasi daerah punya kapasitas memantau ratusan koperasi

Solusi yang Disarankan:

* Pendampingan oleh tenaga ahli koperasi per wilayah

* Digitalisasi sistem koperasi berbasis aplikasi sederhana (bisa lewat HP)

* Pelatihan berkala bagi pengurus dan pengawas

* Penghargaan (insentif) untuk koperasi yang transparan dan aktif

Sistem Pelaporan yang Transparan

Saya melihat bahwa yang membuat koperasi bertahan bukan modal besar, tapi sistem pelaporan dan kejujuran dalam pengelolaan.

Monitoring bukan untuk mencari kesalahan, tapi untuk mendampingi koperasi agar tumbuh sehat dan dipercaya.

Sistem monitoring dan evaluasi adalah bagian tak terpisahkan dari koperasi yang profesional. Kalau kita ingin koperasi desa benar-benar jadi tulang punggung ekonomi rakyat, maka kita harus siap mengawalnya secara rutin dan transparan.

Karena koperasi bukan hanya soal berdiri—tapi soal bertahan dan berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *