Berita  

Skandal Pembangunan RS Swasta BHC di Sumenep: Dugaan Kolusi, Penyalahgunaan Jabatan, dan Ancaman Lingkungan

Foto diambil dari arah selatan ke utara (samping kafe classic)

SUMENEP, OkaraNews.id— Proyek pembangunan Rumah Sakit swasta BHC yang dimiliki oleh Said Abdullah, Anggota DPR RI sekaligus Ketua Badan Anggaran (Banggar), memicu kontroversi besar di tengah masyarakat Sumenep. Rumah sakit tersebut dibangun di atas sempadan sungai serta di kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), yang menurut regulasi seharusnya dilindungi dari alih fungsi lahan.

Yang lebih mencengangkan, pembangunan tebing penahan sungai yang menjad bagian dari infrastruktur pendukung rumah sakit tersebut diduga kuat menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Proyek itu terindikasi sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang oleh Said Abdullah yang juga merupakan paman dari Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo. Keterkaitan hubungan keluarga dan jabatan ini menimbulkan dugaan praktik kolusi dan nepotisme dalam perizinan serta pembiayaan proyek tersebut.

Dampak lingkungan dari proyek ini juga sudah mulai dirasakan oleh warga sekitar. Pembangunan tebing sungai tanpa kajian lingkungan yang memadai telah menyebabkan aliran sungai mengalir deras, mengakibatkan banjir dan longsor yang kini mengancam pemukiman warga. Tak hanya itu, akses jalan desa yang menjadi urat nadi transportasi masyarakat, termasuk pelaku UMKM dan petani, kini terputus dan menghambat distribusi hasil pertanian serta kegiatan ekonomi warga.

Sejumlah aktivis lingkungan dan warga telah menyuarakan protes, menuntut transparansi serta investigasi dari lembaga-lembaga pengawas seperti KPK dan Kementerian ATR/BPN. Mereka mendesak agar proyek ini dievaluasi ulang dan menuntut penegakan hukum atas dugaan pelanggaran administratif, lingkungan, dan tindak pidana korupsi.

Jika dibiarkan, kasus ini tak hanya akan menjadi preseden buruk bagi tata kelola pembangunan daerah, tetapi juga mencederai prinsip keadilan sosial dan perlindungan lingkungan hidup yang dijamin oleh undang-undang.

Visualisasi dampak nyata

Visualisasi Dampak Nyata: Akses Jalan Terputus, Longsor Mengancam Warga

Dokumentasi lapangan menunjukkan kondisi jalan desa yang berada di sisi sungai mengalami longsor besar, dengan kerusakan parah yang menyebabkan putus total akses warga. Tidak ada pengamanan permanen di lokasi, hanya papan peringatan sederhana yang jelas tak cukup menanggulangi risiko keselamatan.

Di sisi lain sungai, terlihat struktur beton raksasa yang diduga bagian dari proyek penahan tebing milik RS BHC (didanai APBN). Struktur ini justru mempersempit aliran sungai dan memantulkan tekanan air ke sisi yang tak dibentengi, yang akhirnya menyebabkan erosi dan keruntuhan tanah secara signifikan.

Warga setempat menyebut bahwa longsor mulai terjadi usai pembangunan tebing beton selesai, memperkuat dugaan bahwa proyek ini tidak dilengkapi dengan studi AMDAL menyeluruh serta tidak memperhitungkan dampak hilir.

“Kami tidak pernah diajak musyawarah, tahu-tahu dibangun. Habis itu banjir makin sering, tanah mulai ambrol,” ujar salah seorang warga yang tinggal di dekat lokasi.

 

Penulis: Tim RedaksiEditor: Tim editor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *