Ketua GEMPAR Mengecam Keras Puskesmas Pragaan…!!!

Misbahul Umam ketua Gempar Pragaan

SUMENEP, OkaraNews, – Tragedi memilukan yang menimpa warga desa Pragaan Daya Kecamatan Pragaan ketika datang berobat ke Puskesmas Pragaan, pada Selasa malam, 13 Mei 2025, sekitar pukul 19.28 WIB, yang berakhir tragis dan merenggut nyawa pasien akibat kelalian dan ketidaksiapannya Puskesmas Pragaan karena tidak tersedianya oksigen di Puskesmas tersebut.

Keluarga korban menyebut kelalaian pihak Puskesmas Pragaan sebagai penyebab utama. Ketidaksiapan fasilitas, terutama tidak adanya oksigen medis sebagai pertolongan pertama pasien darurat, diduga kuat menjadi pemicu kematian korban yang merupakan tulang punggung keluarga.

Misbahul umam mengantarkan pemberitahuan aksi

Merespons kejadian ini, Misbahul Umam M.Z., Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Rakyat (GEMPAR) dan aktivis muda Sumenep, mengecam keras manajemen Puskesmas Pragaan. Ia menilai pola pelayanan yang diterapkan di sana “amburadul” dan mencerminkan kegagalan sistemik yang tak bisa lagi ditoleransi, serta kelayakan operasional puskesmas yang dipertanyakan.

“Puskesmas Pragaan bukan lagi tempat yang layak disebut pusat layanan kesehatan. Tidak adanya oksigen sebagai alat bantu vital bagi nyawa manusia, adalah bentuk kelalaian paling brutal yang harus dibayar dengan kehilangan nyawa warga kami,” tegasnya.

Misbahul Umam mengajak masyarakat untuk turun aksi besar-besaran pada Jumat, 16 Mei 2025, sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem manajemen layanan kesehatan yang rusak dan penuh kekurangan. Aksi ini akan menyasar Pemkab Sumenep, Dinas Kesehatan, dan DPRD sebagai pihak yang dianggap turut lalai mengawasi.

“Kami akan datang dan mendesak Bupati Sumenep segera mengevaluasi total manajemen Puskesmas Pragaan. Kepala Puskesmas dan Kepala UGD wajib bertanggung jawab! Bukan hanya secara administrasi, tapi juga secara hukum dan sosial,” ujarnya dengan nada keras.

Menurutnya, kematian A.B. bukan sekadar insiden, tapi puncak dari gunung es masalah layanan kesehatan di Pragaan. Jika ini terus dibiarkan, masyarakat hanya tinggal menunggu korban-korban berikutnya.

“Saya tegaskan: ini bukan kesalahan teknis. Ini kejahatan struktural dalam pelayanan publik. Pola bobrok ini tidak boleh hidup satu hari lagi di tengah masyarakat,” lanjutnya.

Lebih lanjut, mantan Ketua Pimpinan Cabang IMM Sumenep itu menegaskan bahwa perjuangan ini bukan semata-mata soal satu nyawa, tapi soal masa depan layanan kesehatan rakyat Pragaan dan Kabupaten Sumenep secara luas.

“Kami tak akan berhenti sampai ada perombakan total. Jika eksekutif dan legislatif tak sanggup menyelesaikan persoalan ini, maka bersiaplah menghadapi murka rakyat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *