Berita  

Pengerjaan Bronjong Asal-Asalan: Rakyat Resah, DPRD Diminta Jangan Tutup Mata!

Foto ilustrasi (meta Ai)

Sumenep, OkaraNews.id,- Pengerjaan penanggulangan bencana dengan pemasangan bronjong di kawasan sungai dekat mega proyek BHC (Baghraf Healt Center) menuai kecaman keras dari warga sekitar.

Proyek ini dinilai dikerjakan asal-asalan, tanpa mempertimbangkan akses jalan yang semakin sempit dan perubahan struktur aliran sungai yang justru menambah keresahan masyarakat.

“Tak ekalakoh beremmah, ting ekalakoh beremmah?” keluh salah seorang warga saat melewati jalan rusak didekat proyek dengan nada emosi. Ungkapan dalam bahasa Madura ini berarti, “Tidak dikerjakan bagaimana, dikerjakan bagaimana?” menggambarkan dilema warga yang kian tertekan dengan kondisi tersebut.

Pengerjaan proyek bronjong sungai yang memang dilematik sejak awal karena terkesan melancarkan proyek BHC karena melanggar regulasi sempadan sungai, ditambah lagi saat ada desakan warga mengenai dampak lingkungan pembangunan tersebut, proyek bronjong sungai justru dikerjaan dengan asal-asalan.

Warga mendesak agar pihak-pihak terkait segera bertanggung jawab, dan agar Pemkab Sumenep serta DPRD menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

“Jangan biarkan rakyat kecil meronta tidak jelas, kepada siapa lagi kami (masyarakat) meminta pertanggungjawaban, hanya karena pengerjaan milik oknum kekuasaan yang semena-mena,” ujar warga yang tidak mau disebutkan namanya.

Pengerjaan bronjong ini terkesan dipaksakan, menyusul dampak dari proyek tebing pengendali banjir sebelumnya yang telah dilaporkan ke Polres, DPRD, dan Bupati Sumenep.

Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal, saat dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp, menanggapi dengan nada santai khas Maduranya:

Jak napsoeh, mon terro beguseh lakonih masyarakat tibik,” Kalau diterjemahkan : (Jangan bernafsu, kalau mau bagus masyarakat yang bekerja) Pernyataan ini sangat disayangkan keluar dari beliau yang terhormat.

Dengan nada becanda seolah abaikan masyarakat dan lupa fungsi dan tugasnya yang diemban saat ini.

Pernyataan ini sontak menyulut amarah warga. Bagaimana bisa seorang pejabat legislatif, yang digaji dari uang rakyat, justru menyuruh rakyat menyelesaikan sendiri persoalan yang lahir dari proyek milik kekuasaan?

Namun Zainal memastikan pihaknya tidak tinggal diam.

“Saya sudah dua kali sidak ke lokasi dan memastikan bahwa keresahan masyarakat adalah tanggung jawab kami,” tegasnya.

Warga berharap DPRD segera turun langsung dan memastikan pengerjaan proyek tersebut dilakukan dengan benar, bukan sekadar proyek asal jadi yang membahayakan lingkungan dan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *