Berita  

Berdua Kita Utuh: Simfoni Dua Jiwa di Kanvas Lobi Hotel Suramadu

Foto tim redaksi bersama seniman

Sumenep, OkaraNews.id, -Lobi Hotel Suramadu dalam beberapa hari terakhir seakan bertransformasi menjadi ruang lintas dimensi.

Pameran lukisan yang berlangsung sejak tanggal 12 Juni sampaidengan tanggal 19 Juni 2025 bertajuk “Berdua Kita Utuh” yang menampilkan karya-karya kolaborasi dua maestro lukis Sumantri Hotsu dan Tamar Saraseh  berhasil menyulap area publik tersebut menjadi galeri seni yang memikat dan mengundang rasa ingin tahu.

Mengusung tema kebersamaan dan harmoni, setiap kanvas dalam pameran ini bukan sekadar pajangan statis, melainkan jendela menuju semesta imajinasi yang tak terhingga.

Sumantri Hotsu dan Tamar Saraseh menghadirkan eksplorasi seni yang menyatu dalam keberagaman gaya: goresan abstrak nan dinamis berpadu dengan sapuan warna yang membisikkan emosi terdalam. Tidak ada batas antara garis dan warna; tidak ada sekat antara dua jiwa seni yang saling melengkapi.

Melangkah di antara karya-karya ini, pengunjung seperti diajak menembus batas realitas.

Tiap lukisan seolah menawarkan narasi tersendiri, membisikkan kisah tentang cinta, persahabatan, dan kebebasan berekspresi.

Abstraksi yang mereka hadirkan bukan untuk membingungkan, melainkan untuk mengundang audiens menyelami makna di balik visual, sebuah undangan untuk berdialog dengan diri sendiri.

Seperti diungkapkan dalam filosofi mereka, “Seni adalah cara kita mengungkapkan diri tanpa harus mengucapkan sepatah katapun.” Pernyataan ini terasa begitu nyata dalam pameran ini.

Setiap karya berbicara dalam bahasanya sendiri, melampaui kata-kata, melampaui batas-batas bahasa lisan.

Kolaborasi Sumantri Hotsu dan Tamar Saraseh dalam “Berdua Kita Utuh” membuktikan bahwa seni adalah ruang perjumpaan; ruang di mana dua gagasan, dua aliran, dua hati bisa berpadu mencipta harmoni.

Hotel Suramadu patut diapresiasi karena memberikan ruang bagi perayaan seni ini, menghadirkan pengalaman estetis yang tak ternilai bagi siapa pun yang berkunjung.

Pameran ini menjadi pengingat: dalam keberbedaan, kita menemukan keutuhan.

Dalam diam, kita mendengar suara jiwa. Dan dalam sepasang tangan yang bekerja bersama, lahirlah karya-karya yang memukau dan menggugah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *